Dalam
Guntur tahun 2012 mengatakan dari beberapa abad yang lalu dan bahkan sampai
sekarang, karang dianggap batu atau tumbuhan, meski sesungguhnya mereka adalah
hewan. Dalam bentuk yang paling sederhana, karang hanya bias terdiri dari
sebuah polip yang membentuk seperti tabung dengan mulut di bagian atas yang di
kelilingi oleh tentakel. Pada beberapa jenis karang, individu polip ini
mempunyai bentuk formasi yang disebut koloni (Burke,2010)
Berikut
beberapa jenis terumbu karang di Indonesia menurut Suharsono (2008) :
1.
Montipora foliosa (PALLAS,1766)
Karakter :
koloni lembaran seperti daun sering membentuk struktur seperti daun kol.
Koralit bersusun diantara lempengan yang menonjol dan berjalan dari pusat
menuju ke tepi koloni. Biasanya berada di daerah rataan terumbu dekat tubir.
Warna : warna
coklat muda atau abu-abu kadang-kadang ada yg keunguan.
Jenis yang mirip
: M. Equituberculata dan M.monasteriata
Distribusi : Tersebar di seluruh perairan Indonesia sangat umum di jumpai merupakan jenis montipora yang paling dominan
2.
Montipora samarensis (NEMENZO,1967)
Karakter :
Koloni bercabang dengan percabangan yang tidak teratur. Beberapa cabang saling
menyatu dengan ujung percabangan tumpul. Koralite tenggelam dengan batas antara
kooralite yang satu dengan yang lainnya nyata.
Warna : Coklat
muda, kekuningan atau abu-abu
Jenis yang mirip
: Montipora digitata yang mempunyai percabangan yang lebih pendek-pendek.
Distribusi :
Tersebar diseluruh perairan Indonesia, biasanya di daerah dangkal.
3.
Montipora Tuberculosa (LAMARCK,1816)
Karakter :
koloni umumnya sub massive, kadang merayap. Koralit campuran ada yang tenggelam
dan ada yang di permukaan. Seluruh permukaan di tumbuhi papilla yang rapat.
Warna : coklat
muda kadang kehijauan
Jenis yang mirip
: M.monasteriata
Distribusi :
umum dijumpai diseluruh perairan Indonesia. Tumbuh diantara koloni karang di
tempat yang berarus.
4.
Euphyllia ancora (VERON &
PICHON,1980)
Karakter :
bentuk koloni flabeloid atau mendroid-paceloid yang secara keseluruhan
membentuk kubah. Dinding koralit tipis dengan septa terlihat jelas tipis tanpa kolumela.
Tentakel relative lebih pendek dengan ujung membesar dan berbentuk tapal kuda.
Warna : coklat
tua, muda muda dengan ujung tentakel putih ada yang hijau
Jenis yang mirip
: Euphyllia divisa
Distribusi :
tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sangat umum dijumpai di tempat yang
relative tenang.
5.
Euphyllia cristata ( CHEVALIER,1971)
Karakter :
koloni paceloid, koralit relative kecil. Septa pertama sangat besar dan menonjol
tanpa kolumela. Kosta septa pertama terlihat dengan jelas. Tentakel berbentuk
seperti pentol korek api.
Warna : abu-abu
, coklat dengan ujung tentakel putih
Jenis yang mirip
: euphyllia glabrescens
Distribusi :
jarang dijumpai tersebar di seluruh perairan Indonesia
6.
Euphyllia Glabrescens (CHAMISSO &
EYSENHARDT,1821)
Karakter :
euphyllia dengan bentuk koloni flabeloid atau meandroid paceloid yang secara
keseluruhan membentuk kubah. Dinding koralit tipis dengan septa terlihat jelas
tipis tanpa kolumela.
Warna : tentakel
panjang dengan ujung berwarna putih
Jenis yang mirip
: euphyllia cristata
Distribusi :
tersebar diseluruh perairan Indonesia sangat umum dijumpai di tempat yang
relative tenang dan keruh
7.
Heterocyathus aequicostatus (MILNE
EDWARDS & HAIME, 1848)
Karakter :
karang soliter, hidup bebas, mempunyai bentuk seperti kuali. Septa diteruskan
sebagai kosta yang mengelilingi seluruh permukaan tubuh. Selalu bersimbiosa
dengan cacing Aspidosiphon coralicola, waktu masih bentuk larva selalu melekat
pada moluska dan setelah besar seluruh cangkang moluska di tutupi oleh skeleton
karang.
Warna : putih
transparan
Jenis yang mirip
: heteropsammia yang tidak mempunyai kosta yang nyata
Distribusi :
jarang ditemukan, namun jika ditemukan biasanya dalam jumlah yang melimpah.
Biasanya hidup di tempat yang dalam pada dasar yang halus. Tersebar di seluruh
perairan Indonesia
8.
Mycedium
elephantotus
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-20 meter.
Ciri-ciri : Koralit
laminar. Koenesteum tidak berbintik. Tentakel hanya terdapat pada malam hari.
Warna : Umumnya
berwarna coklat, hijau, keabu-abuan dan pink.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan M. robokaki dan M. Umbra.
Distribusi : Tersebar dari perairan Indonesia,
Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
9.
Acropora cervicornis
Kedalaman
: Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri
: Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun
dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat
dibedakan.
Warna
: Coklat muda.
Kemiripan
: A. prolifera, A. formosa.
Distribusi
: Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat
: Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.
10.
Acropora micropthalma
Kedalaman
: Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri
: Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies.
Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna
: Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan
: A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi
: Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
Habitat
: Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
11.
Montipora stilosa
Kedalaman
: Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri
: Koloni mengerak atau submasif. Koralit dikelilingi oleh thekal papila.
Koeneteum
papila kepermukaan sehingga terlihat seperti tulang.
Warna
: Coklat berbintik, krem atau coklat kemerahan.
Kemiripan
: M. efflorescens dan M. peltiformis.
Distribusi
: Perairan Indonesia, Kep. Pemba, tanzania, Mesir.
Habitat
: Karang ini dijumpai hidup di daerah goba dan daerah yang terlindung.
12.
Lobophyllia
corymbosa
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni
berbentuk plat, ukuran koloni bisa mencapai 2 meter, memiliki kalik yang dalam
dengan dinding yang halus. Septa yang terletak didekat dinding umumnya tebal.
Septa yang didalam kalik tipis, dan septa yang ada didekat dinding tebal.
Warna : Coklat
kehijauan, abu-abu.
Kemiripan : L. dentatus
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia,
Papua New Guinea, Jepang, Solomon,
Tanzania
dan Madagaskar.
Habitat : Reef
slopes bagian atas
13.
Lobophyllia hemprichii
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni
menyerupai helm dan bisa lebih dari 5 meter, koralit paseloid sampai
flabellomeanroid. Septa menempel pada dinding dan kolumella dan memiliki gigi
yang tajam. Polip tebal dan seperti daging.
Warna
: Umumnya berwarna kuning dan bintik putih.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan L.
dentatus, L. corymbosa dan L. robusta.
Distribusi : Tersebar dari perairan Indonesia, Jepang,
Madagaskar, Philipina, Papua New Guinea, Tanzania dan Australia.
Habitat
: Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus
deras.
14.
Galaxea
fascicularis
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni
kecil berbentuk seperti bantal, koloni besar memiliki ukuran 5 m berbentuk
kolumnar atau masif, koralit memiliki ukuran yang berbeda-beda. Tentakel
biasanya ada pada siang hari.
Warna : Umumnya
berwarna hijau, keabu-abuan, coklat dan putih.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan G.
astreata dan G. cryptoramosa.
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.
15. Siderastrea
sidereal
Kedalaman
: Karang ini banyak dijumpai hidup pada
kedalaman 7-14 meter.
Ciri-ciri
: Koloni berbentuk
batu bulat besar.
Warna
: Coklat keemasan, abu-abu.
Distribusi
: Perairan Indonesia, Karibia.
Habitat
: Perairan
dangkal yang jernih.
16.
Montipora danae
Kedalaman
: Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri
: Koloni berbentuk plat yang menyerupai kubah. Koralit kecil.
Warna
: Coklat muda. Polip berwarna terang.
Kemiripan
: M. verrucosa, M. verruculosus, dan M. palawanensis.
Distribusi
: Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-Jepang,
Madagaskar, Tanzania, Solomon dan Australia.
Habitat
: Lereng karang bagian atas dan lagun.
17. Sinularia
querciformis
Spesifikasi : Koloni
berukuran kecil, tetapi membentuk kelompokan koloni yang tersebar pada
kedalaman di bawah 12 meter. Koloni bertangkai, kapitulum berbentuk lobus yang
bercabang, digitiformis, panjang tangkai lebih panjang atau sama dengan
kapitulum. Pada permukaan dan interior lobus, club bertangkai agak runcing
dengan bagian kepala (head) melebar dan runcing yang menyerupai daun. Ukuran
club 0,12 – 0,21 mm Ukuran club pada permukan tangkai sama dengan pada lobus,
hanya lebih tebal atau lebar. Pada bagian interior tangkai spikula berbentuk
kumparan yang panjang, dapat lurus atau melengkung.
Sebaran : Pulau
Pari, Pulau Payung, Pulau Sangiang.
18. Sinularia aff. Ramose
Spesifikasi : Koloni bertangkai pendek, lobus digitiformis
dapat bercabang membentuk lobus sekunder. Club pada permukaan dan interior
lobus berukuran 0,1 – 0,25 mm, club terpanjang tidak mempunyai kepala atau
menyerupai kumparan. Pada permukaan tangkai, lebih pendek dan agak melebar,
0,08 – 16 mm. Pada bagian interior tangkai, spikula berbentuk kumparan pendek
dan lebar, hampir oval.
Sebaran : Pulau Pari, Pulau Merak.
19. Lemnalia
Spesifikasi : Koloni seperti pohon (aboresen), mirip dengan Litophyton,
hanya batang (tangkai) lebih panjang dan lebih keras (kaku). Percabangan
terjadi di bagian atas batang dan kapitulum (catkins) tersusun di ujung cabang.
Bila batang koloni sobek akan keluar semacam lendir berupa benang-benang dan
juga bau yang menyengat. Sklerit berupa kumparan yang panjang dan kurus
terutama pada polip dan cabang. Pada permukaan tangkai (batang) berbentuk
kumparan dan club yang bervariasi bentuknya, ada yang berbentuk kapstan dengan
tonjolan yang menyerupai bintang tak beraturan, kumparan yang melengkung (bulan
sabit) dengan ukuran 0,06 – 0,20 mm. Pada interior tangkai sklerit berbentuk
kumparan kurus dan panjang (0,23 – 0,40 mm). Pada Lemnalia Gray, tentakel
berbentuk silinder (rod) dengan lekukan-lekukan di bagian tepi, kadang-kadang
bercabang. Jenis ini tidak mempunyai supporting bundle
Sebaran : baru ditemukan di Pulau Pari.
20. Xenia
Spesifikasi : Koloni kecil, bertangkai panjang yang muncul
dari bagian bawah koloni. Polip terdapat di ujung atas tangkai, masing-masing
satu tangkai, satu polip. Koloni lentur dan sangat lunak dan mudah putus atau
sobek. Polip dari anggota Xeniidae umumnya kontraktil, dalam berkontraksi dan
tidak ditarik masuk ke dalam antosoid. Sklerit sangat kecil berbentuk bulat
telur tapi pipih (spheroid) berukuran 0,02 – 0,05 mm. Beberapa jenis ada yang
tidak mempunyai sklerit.
Sebaran : Pulau Pari, Pulau Payung, Pulau Merak dan Pulau
Sangiang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar